Menjelang akhir musim Liga 1 2021 di Indonesia, tim-tim merefleksikan performa mereka dan menatap masa depan. Persebaya Surabaya, salah satu klub sepak bola paling populer di negara itu, mengalami musim yang mengecewakan, finis di bagian bawah klasemen. Setelah musim berakhir, pelatih tim telah mengirimkan pesan yang jelas kepada para pemain: hindari bermain “tarkam”.
Ingin judi bola yang aman dan terpercaya, Yuk kunjungi Okeplay777 tempat judi bola yang aman dan terpercaya serta terdapat juga judi online dan slot-slot online lainnya dengan tingkat kemenangan yang sangat tinggi. Tunggu apalagi ayo daftarkan sekarang juga dan nikmati keuntungannya serta promo-promonya segera.
“Tarkam” adalah istilah yang digunakan dalam sepak bola Indonesia untuk merujuk pada pertandingan persahabatan informal yang sering kali dimainkan dengan peraturan yang santai dan organisasi yang minimal. Pertandingan ini biasanya dimainkan setelah musim resmi berakhir dan terkadang dapat mengakibatkan cedera atau konsekuensi negatif lainnya bagi pemain. Pelatih Persebaya, Aji Santoso, menekankan pentingnya menghindari pertandingan seperti itu dan fokus pada latihan dan persiapan yang tepat untuk musim mendatang.
Pelatih Aji Santoso yang dikenal dengan gaya kepelatihannya yang tegas dan disiplin sempat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi risiko bermain tarkam. Dia menekankan bahwa pemain sepak bola profesional harus memprioritaskan kebugaran, pemulihan, dan pencegahan cedera selama musim sepi untuk memastikan mereka dalam kondisi prima untuk musim depan. Pelatih Aji mengimbau para pemainnya untuk menahan diri dari terlibat dalam pertandingan informal yang dapat membuat mereka menghadapi risiko yang tidak perlu.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Pelatih Aji menyatakan, “Bermain tarkam bisa menyenangkan, tapi juga bisa berisiko. Kita harus mewaspadai potensi cedera dan kemunduran yang bisa terjadi. Sebagai pemain sepak bola profesional, kita perlu memprioritaskan kebugaran dan kebugaran kita. kesehatan selama musim sepi. Penting untuk menghindari aktivitas apa pun yang dapat membahayakan kesiapan fisik kita untuk musim yang akan datang.”
Pesan sang pelatih telah diterima dengan baik oleh para pemain dan manajemen Persebaya. Klub ini memiliki basis penggemar yang kuat dan cerita sejarah, dan ada pemahaman bersama tentang perlunya profesionalisme dan disiplin di antara para pemain. Manajemen juga telah menyatakan dukungannya atas sikap Pelatih Aji untuk menghindari tarkam dan berjanji untuk memberikan bimbingan dan pengawasan yang tepat selama musim sepi untuk memastikan kesejahteraan para pemain.
Pesan Coach Aji ini tidak hanya untuk Persebaya, tapi juga relevan untuk klub dan pemain sepak bola lain di Indonesia. Pertandingan Tarkam adalah hal biasa di banyak komunitas sepak bola lokal di seluruh negeri, terutama selama musim sepi atau saat jeda antar kompetisi resmi. Meskipun pertandingan ini dapat dinikmati dan memberikan kesempatan bagi pemain untuk tetap aktif dan mempertahankan keterampilannya, pertandingan tersebut juga dapat menimbulkan risiko seperti cedera, kelelahan, dan kurangnya pemulihan yang tepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi kasus pemain sepak bola di Indonesia yang mengalami cedera saat pertandingan tarkam yang mengakibatkan kemunduran karir mereka. Beberapa pemain bahkan melewatkan kompetisi resmi karena cedera yang diderita dalam pertandingan informal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang perlunya para pemain memprioritaskan kebugaran dan kesejahteraan mereka selama musim sepi dan menghindari terlibat dalam aktivitas berisiko yang dapat membahayakan kesiapan fisik mereka untuk musim resmi.
Pesan Coach Aji menjadi pengingat tepat waktu bagi para pemain sepak bola, tidak hanya di Persebaya tetapi di seluruh Indonesia, untuk mewaspadai potensi risiko bermain tarkam. Dia telah menekankan pentingnya pelatihan yang tepat, pemulihan, dan pencegahan cedera selama musim sepi untuk memastikan bahwa para pemain berada dalam kondisi terbaik untuk musim depan. Ini termasuk menghindari pertandingan informal dan terlibat dalam aktivitas yang dapat membuat pemain terkena risiko yang tidak perlu.
Lebih lanjut, Coach Aji juga menyoroti perlunya klub sepak bola dan manajemen untuk memberikan pembinaan dan pengawasan yang tepat selama musim sepi. Ini dapat mencakup pengaturan pedoman dan peraturan untuk aktivitas pemain, memantau kebugaran dan pemulihan mereka, dan memastikan bahwa mereka memiliki akses ke perawatan medis yang sesuai.